Entri Populer

Minggu, 22 April 2012

Kegiatan Pukul Enam Yang Merepotkan


    Kegiatan ini ialah kegiatan rutinitas wajib setiap minggu yang di laksanakan oleh suatu sekolah swasta di Bekasi. Kegiatan rutin ini adalah bimbingan rohani bagi siswa yang bersekolah di sekolah tersebut. Ananda Goerge adalah salah satu siswa yang kurang antusias dalam kegiatan rutin ini, karena bagi Goerge kegiatan ini hanya di lakukan seperti itu-itu saja tidak ada variasi yang vantastik. Meski begitu Goerge tetap mengikuti kegiatan itu meski terpakasa.
    Pagi masih buta, tapi bagi Goerge, ia harus bergegas menuju sekolah untuk mengikuti kegiatan tersebut. Goerge melihat jam, ternyata detik sudah menunjukan pukul 05.34 WIB dengan tergesa-gesa Goerge menyiapkan semua, mulai dari shalat, mandi, hingga sarapan, meski telat Goerge tidak mau meninggalkan sarapannya begitu saja. Dengan santai Goerge melakukan semua itu, selesai bergegas Goerge berangkat ke sekolah , sesampainya di sekolah Goerge terlambat 30 menit. Goerge tahu, kalau ia akan telat karena ia bangun kesiangan dan Goerge telah berjanji kepada dirinya sediri , bahwa ia tidak akan telat mengikuti kegiatan tersebut.
    Pekan selanjutnya seperti biasa Goerge masih bangun kesiangan lagi, tapi kali ini dia tidak mau sarapan karena menurutnya sarapan itu membuang waktunya. Selesainya Goerge shalat dan mandi , dia bergegas langsung menuju sekolah, sayangnya tetap saja Goerge telat, tapi kali ini Goerge hanya telat 20 menit. Kali ini penderitaan Goerge bertambah ia harus di hukum dengan ke adaaan perut yang keroncongan.
    Pekan kedua tak jauh berbeda dengan pekan kemarin Goerge bangun kesiangan lagi tapi kali ini sangat mengejutkan Goerge hanya Shalat dan sekedar cuci muka dan Bersikat gigi lalu ia pergi ke sekolah dengan harapan ia tidak telat lagi. Tapi sayang kali ini Goerge tetap telat , meski ia hanya telat 10 menit tetap saja telat , tiga pekan Goerge telat. Semua hukuman, telah di cicipinya. Walau begitu Goerge masih ingin datang tepat waktu seperti teman lainnya.
    Pekan ketiga Goerge bangun sangat siang, Ia yakin meski ia pergi ke sekolah pada waktu itu juga Goerge pasti akan telat karena waktu itu turun hujan, dengan santainya Goerge mengambil remote dan duduk di ruang keluarga sambil menikmati sarapan dan sajian berita, hari itu Goerge tidak mengikuti kegiatan Rohani tersebut, Karena Goerge pikir jika hujan maka kegiatan itu akan di liburkaan ternyata Goerge salah. Kegiatan itu tetap berjalan meski hujan.
    Ternyata wali kelas Goerge memperhatikan absensi kehadriran siswa kegiatan rohani tersebut, dan ketika Goerge di panggil, ternyata Goerge sering tidak tepat waktu mengikuti kegiatan rohani tersebut selama sebulan penuh bahkan Goerge pernah sekali tidak mengikuti kegiatan tersebut. Goerge malu akan sifatnya yang kurang disiplin dan selalu menganggap remeh tentang hal yang membosankan. Sehingga Goerge pun berniat sungguh-sungguh dalam hatinya bahwa esok ia tidak akan telat mengikuti kegiatan rohani tersebut.
    Malam sebelum kegitan rutinitas itu Goerge menyiapkan alaram dimana-mana dengan maksud agar ia tidak kesiangan lagi, dan Goerge tidur lebih awal dari biasanya.
    Ternyata siasat Goerge berhasil, kali ini ia tidak kesiangan lagi ia bangun sangat pagi ia bergegas dengan cepat dan menuju ke sekolah, sesampainya di sekolah, ia bingung, karena sekolah masih sepi dari biasanya dan ia baru sadar bahwa hari ini tidak ada kegiatan Rohani, dengan murung, Goerge menuju kelasnya. Goerge sadar bahwa ke disiplinan dan ke tepatan waktu adalah suatu kebiasaan yang berasal dari diri sendiri dan bukan karena paksaan orang lain. Mulai sejak itu Goerge tidak pernah telat mengikuti Kegiatan Rohani Tersebut.
Selesai.